Riset berbasis eksperimen terkontrol menjadi salah satu pendekatan yang populer. Inti dari pendekatan ini adalah kontrol atas sebanyak mungkin faktor (atau, secara teknis, variabel) yang ada dalam suatu fenomena. Eksperimen tidak harus dilakukan di laboratorium, atau hanya terbatas pada mata pelajaran ilmu alam. Poin utama eksperimen adalah pengamatan pengaruh faktor-faktor tertentu pada suatu situasi, jadi elemen penting perlu diisolasi agar kamu dapat memanipulasinya dan mengecualikan sebanyak mungkin pengaruh asing.
Eksperimen Laboratorium
Nah untuk contoh yang pertama kita mulai dengan bagaimana jika skripsi kita berupa eksperimen laboratorium. Pada dasarnya eksperimen laboratorium akan memberikan hasil yang lebih straightforward karena variabel yang diamati akan mudah sekali terlihat perbedaannya. Misalnya, kamu sangat penasaran apakah musik atau suara mempengaruhi produktivitas ayam petelur dalam menghasilkan telur.
Untuk melakukan eksperimen semacam ini kita perlu mengontrol kondisi/variabel subjek penelitian kita (dalam hal ini ayam) dan mengamati perbedaannya. Contohnya, selama satu bulan kita merancang akan menguji tiga kelompok ayam petelur yang asupan gizi, minum, vitamin, dan jadwal mandinya kita samakan semua dan hanya variabel suara saja yang kita bedakan. Misalnya, ada sekelompok ayam yang setiap hari diperdengarkan musik rock, sedangkan kelompok kedua diperdengarkan musik klasik, dan kelompok ketiga diperdengarkan white noise. Yang menjadi variabel kontrol dalam eksperimen angan-angan kita ini adalah gizi, minum, vitamin, dan jadwal mandi ayam-ayam tersebut karena semuanya kita buat sama. Jadi, jika ada perubahan pada produktivitas ayam petelur kemungkinan besar disebabkan oleh suara yang diperdengarkan (karena hanya kondisi ini yang membedakan ketiga kelompok ayam tersebut).
Setelah satu bulan observasi maka kita akan mendapatkan data produktivitas ayam petelur. Jika memang ditemukan perbedaan produktivitas antara ketiga kelompok tersebut (misalnya: ayam musik rock menghasilkan telur 2x lebih banyak dari kelompok lainnya) maka kita bisa mencocokannya dahulu dengan teori yang mendukung atau mengutip temuan eksperimen sebelumnya jika ada. Kemudian kita bisa menarik kesimpulan dari temuan kita. Eksperimen ini disebut eksperimen laboratorium karena membutuhkan perancangan kondisi atau tempat yang sama (biasanya bisa dilakukan di laboratorium) dan hanya beberapa variabel saja yang dibedakan.
Eksperimen Lapangan
Dalam eksperimen laboratorium keadaan dan kondisi dari subjek penelitian kita bisa dibuat sama dan kita bisa mengisolasi variabel yang ingin kita amati dengan memberikan perlakuan yang berbeda seperti suara pada ayam petelur tadi. Nah, kalau untuk eksperimen lapangan kita tidak bisa seenaknya mengontrol kondisi subjek kita. Contohnya seperti ini, misalnya, kita tertarik untuk melihat apakah ada pengaruh antara banyaknya konsumsi boba tea pada mahasiswa kampus X dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut dan memutuskannya untuk menjadikannya topik skripsi.
Penelitian semacam ini tentu tidak bisa menggunakan eksperimen laboratorium karena subjek penelitian kita kali ini umumnya adalah manusia. Jadi, hal yang mungkin dilakukan adalah melakukan screening dan mencari populasi subjek yang memiliki karakteristik dan kebiasaan yang sama. Misalnya, skripsi kita akan menargetkan khusus untuk mahasiswa fakultas hukum. Dengan asumsi rata-rata mahasiswa fakultas hukum memiliki kebiasaan dan kesibukan yang relatif sama maka kita bisa mulai mengumpulkan data. Kita bisa tidak memasukan subjek yang ternyata memiliki kondisi medis khusus dan memiliki kesehatan gigi dan mulut yang jauh dari standar orang normal. Jadi, subjek penelitian yang bisa kita gunakan datanya hanya subjek yang memenuhi syarat tertentu, misalnya, harus mahasiswa fakultas hukum kampus X, memiliki kebiasaan tidur yang sama, dan variabel-variabel lain yang ingin kita amati. Dengan demikian, variabel/kondisi yang menjadi pembeda dari subjek-subjek kita hanya konsumsi kopi dan kondisi kesehatan gigi dan mulutnya saja.
Kemudian, yang kita lakukan pada eksperimen angan-angan kita adalah menyebar kuesioner yang berisikan pertanyaan screening atau syarat menjadi subjek penelitian kita, lalu pertanyaan terkait konsumsi kopi dan juga kondisi kesehatan gigi dan mulut. Jika data sudah terkumpul maka kita bisa melakukan analisis dan mencocokan dengan teori yang ada lalu mengambil kesimpulan. Penelitian seperti ini bisa saja menjadi bias, apalagi jika kita tidak melakukan screening subjek kita dengan benar bisa saja ada subjek yang merupakan anomali dan mengacaukan hasil yang sebenarnya.
Good 👍
bermanfaat
bermanfaat
Good
ok
Good
Sangat membantu dalam menambah wawasan
Sangat membantu, terimakasih
sangat membantu, terimakasih
kerennnn
sangat membantuu terimaa kasiih
sangat bermanfaat
Keren bangett
Keren dan bermanfaat