Kebaruan (Novelty) dalam penelitian

kebaruan dianggap sebagai aspek penting dari proses ilmiah karena melalui penemuan dan kemajuan baru pengetahuan dan pemahaman dalam suatu bidang diperluas. Kebaruan suatu penelitian dapat dievaluasi dalam beberapa cara, termasuk orisinalitas pertanyaan penelitian, metode yang digunakan untuk melakukan penelitian, dan temuan atau kesimpulan yang disajikan.

Misalnya, sebuah studi yang menyajikan pertanyaan penelitian baru dan orisinil, atau yang menggunakan metode baru untuk menjawab pertanyaan yang ada, akan dianggap lebih baru daripada studi yang hanya menegaskan temuan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, sebuah penelitian yang menyajikan temuan baru dan tak terduga, atau yang secara signifikan meningkatkan pemahaman kita tentang topik tertentu, juga akan dianggap lebih baru.

Berikut adalah beberapa hal yang umumnya dianggap sebagai sebuah kebaruan

  • Rumusan masalah yang orisinal
  • Metode baru yang belum pernah digunakan
  • Temuan yang baru atau mengejutkan
  • Sampel yang berbeda*
  • Penambahan variabel dalam model*

*untuk dua poin terakhir, perlu ada justifikasi lebih jauh mengapa hal tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang β€œbaru”. Misal untuk poin sampel, bila penelitian sebelumnya menggunakan sampel anak SMA di Indonesia dan kamu ingin mengganti sampelnya menjadi mahasiswa, kamu perlu memaparkan argumentasi mengapa dengan sampel yang berbeda hasil yang ditemukan bisa berbeda.

Perlu dicatat juga, meski kebaruan merupakan aspek penting dari penelitian, hal ini bukan satu-satunya konsiderasi. Studi yang mereplikasi atau mengkonfirmasi temuan yang ada, atau yang dibangun di atas pengetahuan yang telah ada sebelumnya, juga dapat bermanfaat dan berkontribusi pada kemajuan suatu bidang. Studi replikasi ini berguna untuk memastikan keabsahan dari penelitian yang sudah ada dengan menjamin validitas temuan yang dihasilkan.

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *