Variabel kontrol adalah faktor-faktor yang dijaga tetap atau tidak berubah dalam sebuah studi penelitian. Variabel ini digunakan untuk memastikan bahwa efek yang diamati dalam sebuah studi disebabkan oleh variabel yang sedang diteliti, bukan akibat dari perubahan variabel lain.
Sebagai contoh, katakanlah kita sedang menguji efek pupuk pada pertumbuhan tanaman. Kita mungkin ingin mengendalikan variabel seperti jumlah sinar matahari, suhu, dan air sehingga kita dapat yakin bahwa perbedaan dalam pertumbuhan tanaman disebabkan oleh pupuk dan bukan faktor lain.
Pada contoh di atas, variabel kontrol yang disebutkan adalah pada studi eksperimental. Oleh karena itu, variabel kontrol adalah variabel yang dapat kita jaga untuk tetap konstan.
Tabel dibawah ini menunjukkan beberapa perbedaan antara variabel yang mungkin berguna untuk perbandingan.
Jenis Variabel | Definisi | Contoh |
---|---|---|
Variabel Dependen | Variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. | Dalam studi tentang efek kafein terhadap tingkat kewaspadaan, tingkat kewaspadaan akan menjadi variabel dependen. |
Variabel Independen | Variabel yang diyakini mempengaruhi variabel dependen. | Dalam studi tentang efek kafein terhadap tingkat kewaspadaan, jumlah kafein yang dikonsumsi akan menjadi variabel independen. |
Variabel Kontrol | Variabel yang dijaga tetap dalam studi untuk mengisolasi efek variabel bebas. | Dalam studi tentang efek kafein, mengontrol faktor seperti tidur, diet, dan olahraga dapat membantu mengisolasi efek kafein terhadap kewaspadaan. |
Variabel Moderasi | Variabel yang mempengaruhi kekuatan atau arah hubungan antara variabel independen dan dependen. | Dalam studi tentang efek kafein, usia peserta dapat menjadi variabel moderasi, karena efek kafein terhadap tingkat kewaspadaan mungkin berbeda untuk kelompok usia yang berbeda. |
Variabel Mediasi | Variabel yang menjelaskan bagaimana atau mengapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen. | Dalam studi tentang efek kafein, peningkatan denyut jantung bisa menjadi variabel mediasi, karena dapat menjelaskan bagaimana kafein menyebabkan peningkatan kewaspadaan. |
Variabel Intervening (umumnya variabel intervening dan mediasi adalah sama) | Sebuah variabel yang disebabkan oleh variabel independen dan, selanjutnya, menyebabkan variabel dependen. | Dalam sebuah studi tentang efek kafein, peningkatan metabolisme dapat menjadi variabel intervening, karena hal itu dapat menjelaskan hubungan antara konsumsi kafein dan kewaspadaan. |
Variabel Confounding | Variabel yang mempengaruhi kedua variabel bebas dan terikat, sehingga sulit untuk menentukan hubungan sebenarnya antara keduanya. | Dalam studi tentang efek kafein, cuaca dapat menjadi variabel konfounding, karena dapat mempengaruhi kewaspadaan dan konsumsi kafein. |
Variabel Tambahan | Variabel yang dapat mempengaruhi hasil studi tetapi bukan fokus utama dari studi tersebut. Variabel ini perlu dikontrol. | Dalam studi tentang efek kafein, waktu hari bisa menjadi variabel tambahan, karena kafein mungkin memiliki efek yang berbeda tergantung pada apakah dikonsumsi pada pagi atau malam hari. |
Variabel kontrol pada Regresi
Pada studi observasional atau semi eksperimental, yang umumnya melibatkan teknik regresi. Variabel kontrol adalah variabel yang tidak menjadi fokus utama dalam model regresi, tetapi dimasukkan untuk memperhitungkan efek potensial pada variabel dependen.
Variabel kontrol dimasukkan ke dalam model regresi untuk memperhitungkan efek potensialnya pada variabel hasil, meskipun tidak menjadi fokus utama. Dengan memasukkan variabel-variabel ini dalam model regresi kita, kita mensimulasikan efek dari mempertahankannya tetap. Oleh karena itu, kita dapat mendapatkan estimasi parameter yang lebih akurat dari variabel independen yang menjadi fokus penelitian kita.
Sebagai contoh, kita ingin mempelajari hubungan antara pendapatan dan kebahagiaan. Meskipun pendapatan mungkin menjadi faktor yang signifikan, ada banyak variabel lain yang dapat memengaruhi kebahagiaan, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan kesehatan. Variabel ini disebut sebagai variabel pengacau karena dapat memutarbalikkan atau mengacaukan hubungan sebenarnya antara pendapatan dan kebahagiaan. Untuk memperhitungkannya, penting untuk memasukkan variabel ini dalam model regresi sebagai variabel kontrol, yang menjaga variabel tersebut tetap. Ini memungkinkan untuk estimasi parameter yang tidak bias dari variabel independen (pendapatan) terhadap variabel dependen (kebahagiaan) sambil menjaga faktor lain tetap.
Sulit, bahkan tidak mungkin, untuk memasukkan semua variabel pengacau sebagai kontrol dalam model regresi karena mungkin ada faktor yang tidak terukur dengan mudah yang dapat memengaruhi variabel hasil. Misalnya, rasa syukur diketahui memiliki dampak yang signifikan pada kebahagiaan, tetapi bukan variabel yang dapat dengan mudah dikendalikan dengan memasukkannya dalam model regresi.
Contoh Variabel Kontrol
Variabel Kontrol dalam Studi Eksperimental
Misalkan kita ingin menguji efek kafein pada performa ingatan mahasiswa. Kita secara acak menentukan beberapa mahasiswa untuk minum kopi normal sebelum mengambil tes ingatan, dan beberapa mahasiswa untuk minum kopi tanpa kafein. Kelompok kopi adalah kelompok eksperimen, dan kelompok kopi tanpa kafein adalah kelompok kontrol.
Untuk memastikan bahwa efek kafein pada tes ingatan semata-mata disebabkan oleh kafein dan bukan faktor lain, kita harus mengontrol variabel yang dapat mempengaruhi hasil tes ingatan. Setelah meninjau literatur dan menggunakan akal sehat kita, kita mungkin mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes ingatan:
- Waktu pada saat tes diambil (kita mungkin merasa bahwa performa ingatan kita menurun setelah makan siang)
- Suhu ruangan (jika terlalu panas atau terlalu dingin, mahasiswa mungkin kehilangan fokus, yang dapat mempengaruhi hasil tes ingatan mereka)
- Kesulitan tes
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor ini, kita memastikan bahwa faktor-faktor ini sama untuk kedua kelompok, seperti melakukan tes pada waktu yang sama. Hal ini memastikan bahwa perbedaan pada performa tes ingatan semata-mata disebabkan oleh variabel independen fokus kita (konsumsi kafein).
Variabel Kontrol dalam Studi Observasional atau Semi-Eksperimental
Misalkan kita ingin mempelajari efek tingkat pendidikan pada kepuasan kerja. Analisis korelasi sederhana mungkin tidak secara akurat menangkap hubungan antara dua variabel ini, karena kepuasan kerja kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain juga.
Untuk memastikan keakuratan hubungan antara tingkat pendidikan dan kepuasan kerja, kita perlu mengontrol variabel lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Misalkan kita telah mengidentifikasi beberapa faktor seperti:
- Pendapatan
- Usia
- Jenis Kelamin
- Lingkungan Kerja
Untuk mengontrol variabel-variabel ini, kita dapat membandingkan korelasi antara tingkat pendidikan dan kepuasan kerja hanya untuk individu dengan tingkat pendapatan, usia, jenis kelamin, dan lingkungan kerja yang sama. Teknik yang lebih umum digunakan adalah dengan mengikutsertakan variabel-variabel tersebut sebagai variabel kontrol dalam estimasi model regresi kita. Dengan melakukan hal ini, kita memperhitungkan efek variabel-variabel tersebut pada variabel dependen (kepuasan kerja), memungkinkan kita untuk mengukur efek variabel independen (tingkat pendidikan) pada variabel dependen dengan lebih akurat.
Cara Memilih Variabel Kontrol
Namun, bagaimana cara memilih variabel yang dimasukkan sebagai kontrol? Ada berbagai pendekatan dan pendapat mengenai pertanyaan ini, tetapi berikut adalah beberapa cara umum:
Gunakan teori dan pengetahuan sebelumnya
Cara terbaik untuk memilih variabel kontrol adalah dengan mengandalkan pemahaman teoritis kita tentang fenomena yang sedang kita pelajari dan literatur yang ada tentang topik tersebut. Kita harus memiliki alasan yang jelas mengapa setiap variabel kontrol relevan dan bagaimana mungkin memengaruhi hasil atau variabel penjelas.
Misalnya, jika kita mempelajari efek pendidikan pada pendapatan, kita mungkin ingin mengendalikan usia karena pekerja yang lebih tua cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi karena pengalaman dan senioritas yang lebih banyak. Kita mungkin juga ingin mengendalikan jenis kelamin karena mungkin ada kesenjangan gender dalam pendapatan karena diskriminasi atau segregasi pekerjaan.
Menggunakan akal dan intuisi
Terkadang teori dan pengetahuan sebelumnya tidak cukup atau tidak tersedia, dan kita harus menggunakan akal sehat dan intuisi untuk memilih variabel kontrol. Misalnya, jika kita mempelajari efek merokok pada hasil kesehatan, Anda mungkin ingin mengendalikan faktor gaya hidup lain yang dapat memengaruhi kesehatan, seperti diet, olahraga, atau konsumsi alkohol. Anda mungkin juga ingin mengendalikan faktor genetik yang dapat memengaruhi beberapa orang terhadap penyakit atau kondisi tertentu.
Menggunakan eksplorasi data dan alat diagnostik
Cara lain untuk memilih variabel kontrol adalah dengan menggunakan alat eksplorasi data dan diagnostik untuk memeriksa faktor pengacau potensial atau sumber bias dalam model regresi. Misalnya, kita dapat menggunakan plot pencar, matriks korelasi, atau faktor inflasi varian (VIF) untuk memeriksa multikolinearitas di antara variabel. Multikolinearitas terjadi ketika dua atau lebih variabel sangat berkorelasi satu sama lain, yang dapat membuat sulit untuk memperkirakan efek unik dari setiap variabel pada hasil.
Kita juga dapat menggunakan plot residu, jarak Cook, atau nilai leverage untuk memeriksa outlier atau pengamatan yang berpengaruh yang dapat mengubah hasil regresi. Outlier adalah nilai ekstrem yang menyimpang dari data lain, sedangkan pengamatan berpengaruh adalah pengamatan yang memiliki dampak besar pada koefisien regresi atau prediksi.
[…] Variabel kontrol: bagian dari variabel independen yang dipertahankan tetap dalam penelitian untuk memisahkan efek variabel independen yang bukan menjadi fokus studi terhadap variabel dependen. […]
[…] Variabel Kontrol […]