Hipotesis dalam Penelitian

Dalam proses penelitian, hipotesis adalah komponen fundamental yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pemahaman yang jelas tentang masalah penelitian. Hipotesis dalam penelitian adalah asumsi yang belum terbukti yang dibuat pada awal proses penelitian, dan tujuannya adalah untuk menolak atau menerima hipotesis. Untuk melakukannya, kita memerlukan data misalnya dari eksperimen atau survei, yang dievaluasi menggunakan uji hipotesis atau pengujian hipotesis.

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Hipotesis

Hipotesis umumnya dibuat berdasarkan tinjauan literatur. Dengan meninjau literatur, kamu dapat membenarkan mengapa kamu merumuskan hipotesis dengan cara tertentu.

Contoh hipotesis bisa berupa:

  • “Ada hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar dan IPK mahasiswa perguruan tinggi.”
  • “Mahasiswa perempuan memiliki IPK yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa laki-laki.”

Hipotesis adalah asumsi yang kita coba tolak atau terima dengan mengumpulkan data dan melakukan pengujian hipotesis.

Pentingnya Hipotesis dalam Penelitian

Hipotesis sangat penting dalam penelitian. Hal ini membantu peneliti memahami masalah penelitian dengan lebih baik dan memandu proses penelitian. Peneliti dapat menguji asumsi dan prediksi mereka tentang masalah penelitian dengan merumuskan hipotesis.

Hipotesis juga membantu mengidentifikasi variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan alat statistik yang akan digunakan dalam analisis data. Ini juga membantu menetapkan hubungan yang jelas antara masalah penelitian dan pertanyaan penelitian. Ini penting karena memastikan bahwa studi difokuskan dan terarah dengan baik.

Apa itu hipotesis nol (H0) dan alternatif (H1)?

Selalu ada dua hipotesis yang saling berlawanan atau mengklaim yang berlawanan. Hipotesis yang saling berlawanan ini disebut hipotesis nol dan alternatif dan disingkat dengan H0 dan H1.

Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis nol, disimbolkan dengan H0, adalah pernyataan bahwa tidak ada hubungan antara dua variabel atau tidak ada perbedaan antara dua kelompok. Ini adalah asumsi default dalam pengujian hipotesis, yang akan diuji terhadap hipotesis alternatif.

Contoh:
“Tidak ada hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar dan IPK mahasiswa perguruan tinggi.”

Hipotesis Alternatif (H1)

Hipotesis alternatif, disimbolkan dengan H1, adalah pernyataan bahwa ada hubungan antara dua variabel atau perbedaan antara dua kelompok. Ini adalah hipotesis yang ingin dibuktikan oleh peneliti melalui studinya.

Contoh:
“Ada hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar dan IPK mahasiswa perguruan tinggi.”

Hipotesis yang ingin kamu uji, atau yang kamu turunkan dari teori, biasanya menyatakan bahwa ada efek atau hubungan. Misalnya, “Jumlah belajar mempunyai efek pada IPK.” Hipotesis ini disebut hipotesis alternatif.

Hipotesis nol biasanya menyatakan bahwa tidak ada efek atau hubungan. Misalnya, “Jumlah belajar tidak mempunyai efek pada IPK.” Dalam uji hipotesis, hanya hipotesis nol yang dapat diuji. Tujuannya adalah untuk mencari tahu apakah hipotesis nol ditolak atau diterima.

Jenis-jenis hipotesis

Dari tujuan apa yang ingin kita buktikan, ada dua jenis hipotesis utama: hipotesis perbedaan dan korelasi. sedangkan untuk arah, ada hipotesis satu arah dan hipotesis dua arah.

Hipotesis Perbedaan

Hipotesis perbedaan menguji apakah ada perbedaan antara dua kelompok atau lebih.

Contoh hipotesis perbedaan adalah:

  • Atlet memiliki risiko serangan jantung yang lebih rendah daripada non-atlet.
  • “Kelompok” mahasiswi perguruan tinggi mendapatkan IPK yang lebih tinggi daripada “kelompok” mahasiswa perguruan tinggi laki-laki.
  • Ada perbedaan kualitas hidup di Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Perhatikan bahwa satu variabel selalu merupakan variabel kategorikal, status atlet (atlet, non-atlet), jenis kelamin (laki-laki, perempuan), atau negara (Indonesia, Malaysia dan Singapura).

Hipotesis Korelasi

Hipotesis korelasi menguji korelasi antara setidaknya dua variabel, misalnya:

Contoh hipotesis korelasi adalah:

  • Semakin merah semangka, semakin manis rasanya.
  • Semakin banyak jam yang dipelajari, semakin tinggi IPK mereka.
  • Semakin tinggi GDP suatu negara, semakin rendah angka kematian anak.

Terlihat dari contoh-contoh di atas, hipotesis korelasi sering mengambil bentuk “Semakin…, semakin tinggi/rendah…”. Dengan demikian, setidaknya dua variabel berskala ordinal sedang diperiksa.

Hipotesis Satu Arah dan Hipotesis Dua Arah

Ada dua jenis hipotesis: satu arah dan dua arah. Jika hipotesis mencakup “lebih dari” atau “kurang dari,” umumnya ini adalah hipotesis satu arah. Hipotesis satu arah menunjukkan arah hubungan atau perbedaan, dengan menyatakan apakah satu kelompok memiliki nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang lain.

Dalam kasus hipotesis dua arah, sering kali terdapat frasa “ada perbedaan antara” dalam hipotesis, tetapi arah perbedaannya tidak tertulis secara jelas.

  • Dengan hipotesis dua arah, yang menjadi perhatian adalah ada atau tidak ada perbedaan nilai antara kelompok yang sedang dipertimbangkan.
  • Dalam hipotesis satu arah, yang menjadi perhatian adalah apakah satu kelompok memiliki nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang lain.
hipotesis dua arah
hipotesis satu arah kiri
hipotesis satu arah kanan

Hipotesis Dua Arah

Hipotesis dua arah menguji hubungan atau perbedaan tanpa menentukan arah. Misalnya, hipotesis perbedaan berarti bahwa ada perbedaan antara dua kelompok, tetapi tidak menunjukkan kelompok mana yang memiliki nilai yang lebih tinggi.

  • Ada perbedaan dalam IPK antara mahasiswa perguruan tinggi laki-laki dan perempuan (tetapi tidak disebutkan jenis kelamin mana yang memiliki IPK yang lebih tinggi!).
  • Ada perbedaan risiko serangan jantung antara atlet dan non-atlet (tetapi tidak dikatakan siapa yang memiliki risiko lebih tinggi!).

Dalam hal hipotesis korelasi, ini berarti ada hubungan atau korelasi antara dua variabel, tetapi tidak dikatakan apakah hubungan ini positif atau negatif.

  • Ada korelasi antara jam belajar dan IPK.
  • Ada korelasi antara GDP suatu negara dan tingkat kematian anak.

Dalam kedua contoh diatas tidak dikatakan apakah korelasi ini positif atau negatif!

Hipotesis Satu Arah

Hipotesis satu arah juga menunjukkan arah hubungan atau perbedaan. Dalam hipotesis perbedaan, dibuat pernyataan tentang kelompok mana yang memiliki nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah.

  • Mahasiswi perguruan tinggi memiliki IPK yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki.
  • Non-atlet memiliki risiko serangan jantung lebih tinggi daripada atlet.

Dalam hipotesis korelasi, dibuat pernyataan apakah korelasi ini positif atau negatif.

  • Semakin banyak jam yang dipelajari, semakin tinggi IPK mereka.
  • Semakin tinggi GDP suatu negara, semakin rendah angka kematian anak.

Hipotesis alternatif dalam hipotesis satu arah hanya mencakup nilai yang berbeda dalam satu arah dari nilai hipotesis nol.

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Hipotesis

4 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *